Jumat, 25 Februari 2011

PENGERTIAN UPLOAD


Upload atau yang sering disebut unggah dalam teknologi informasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses pemindahan dataelektronik antara dua komputer atau sistem serupa lainnya.

MANFAAT UPLOAD


Upload biasanya digunakan untuk memindahkan file/content (atau juga bisa disebut meng-copy) antara komputer ke internet, misalnya untuk menambahkan gambar di blog, facebook, twitter, frienster, atau menambahkan file ke email (dalam bentuk attachment), atau untuk memasukkan file ke hosting.
ARTI DOWNLOAD


Arti Download mungkin jarang kita temui meskipun disekitar kita banyak “bertebaran” istilah download. Paling tidak jika kita sudah cukup aktif menggunakan handphone, kita berpeluang besar untuk sering atau minimal pernah bersentuhan dengan istilah download. Lihat saja di iklan-iklan tentang content HP atau iklan tentang operator seluler. Biasanya ada jargon atau kalimat iklan semacam ini: “beli kartu perdana X sekarang juga, gratis download content keren”. Atau “ketik REG spasi ABC untuk mendownload aplikasi adzan”. Di dunia internet pun kita berpeluang lebih besar lagi untuk bersentuhan dengan istilah download ini. Tentunya bagi anda yang membaca artikel di situs kangmoes ini tidak asing dengan kalimat-kalimat: “donwload gratis software kalender hijriyah” atau “masukkan alamat email anda untuk mendownload program ini secara gratis” dan sebagainya.
Namun, apakah kita pernah merenung sebentar dan memikirkan apa arti download sebenarnya. Secara bebas, kangmoes menilai bahwa download berasal gabungan 2 kata dalam bahasa inggris. Kata tersebut adalah “down” dan “load”. Down berarti turun atau kebawah. Sedangkan “load” berarti mengisi. Jika digabungkan kita bisa menerjemahkan secara bebas arti download sebagai pengisian kebawah.
Namun arti download tersebut nampaknya menjadi agak lucu jika tidak dikaitkan dengan internet sebagai konteks dari kata download itu sendiri. Jika didefinisikan secara istilah, arti download adalah menyalin suatu berkas/file dari jaringan internet ke alat /komputer kita.
Disini kita pasti bisa menyimpulkan mengapa ada kata “down” dari kata “download”. Anda pasti juga melihat adanya semacam kesepakatan bersama di dunia internet bahwa jaringan internet berada diatas komputer atau alat yang kita miliki. Atau dengan kata lain, komputer/alat yang kita hubungkan ke internet berada dalam cakupan jaringan internet.
Kata download mempunyai lawan kata yakni “upload” atau terjemahan bebasnya adalah mengisi keatas. Atau jika menilik pada arti download yang kita bahas diatas, kata “upload” berarti menyalin berkas dari komputer/alat kita ke jaringan internet.

Minggu, 13 Februari 2011

The Karate Kid


Sure, I went through a brief martial arts phase as a kid, I just didn’t have the attention span to devote myself to the discipline (really, I think I just liked the idea of colored belts). Consequently, my grazing interest in the eastern fighting styles took me only as far as the Ninja Turtles. I saw the original Karate Kid for the first time last week.
Its remake, which swaps sunny California for China and Ralph Macchio for Will Smith’s son Jaden, plays by the same basic rules as the 1984 version, and despite a strikingly similar screenplay, manages to feel distinct through its subtle updates in plot, protagonist, and setting.
Carefully arranged and deliberately paced, this new Kid is anything but a quick cash-grab. It’s a carefully, almost delicately constructed film, but like the original, one that overstays its welcome at two plus hours. The pacing is curious for several reasons, not the least of which (as I might once have whined) is the attention span of its target audience.
Normally, I would defend a film that takes its time telling the story, but both versions of The Karate Kid suffer from thematic redundancy. Every scene with our hero fleeing from oppressive bullies, wooing the girl, or training under his enigmatic master (a respectable turn by Jackie Chan this time around) serves the same principle function, and when you ultimately shortchange the audience on a convincing progression anyway, there’s no reason not to trim the excess.
But those boring patches are generally made up for by the surprisingly intense fight sequences — especially from an audio perspective. The impact of each blow is authoritative, loud, and visceral, and during key showdowns, my audience became a chorus of “oofs” and applause. The Karate Kid is a crowd-pleaser, no question, and a lot of fun to hear a reaction to.
The brutality of the combat is also surprising because the film is made for and marketed to children and their parents. I don’t think anyone who sits down to watch a movie about kids fighting each other has much elbow room for offense, but many may be expecting something tamer. The Karate Kid also has a strong moral core, teaching the tried and true self-defensive approach to practicing martial arts. Above all, it’s nice to see a film with almost an entire cast of children that doesn’t talk down or pander to a young crowd.
Of course, it suffers like so many sports dramas do, from the inherent predictability of an underdog story — doubly so as remake of an existing film. 2010’s The Karate Kid suffers from a lack of genuine surprises, but polishes its tired archetypes to a like-new finish; which is fortunate, because Jackie Chan swatting a fly is about the extent of the filmmakers’ willingness to innovate.
Still, it’s a movie that’s just too adorable to stay mad at. Chan and Smith work well together, validating the latter as a genuine talent (even if it’s largely as a carbon copy of his father), and contributing to the former’s best performance in years. Their bond is convincing, and their relationship is the emotional anchor for this more serious take on the 1984 original.
It’s worth noting that 2010’s The Karate Kid has no actual karate in it, since Chan and China dictate that kung fu is the more socially relevant discipline. I imagine this may confuse inspired kids, who show up disappointed to their first week of karate class.
Nevertheless, the film, like the values it teaches, is well balanced and focused. Maybe it would be more fun if it were aggressively on the narrative offense, but I guess that would be against the rules, wouldn’t it? — Colin
Adapted from Galery RSBI

Sabtu, 12 Februari 2011

Karya anak Bangsa yang sangat membanggakan

1. Panser Anoa


Namanya terilhami dari mamalia khas Sulawesi, Anoa tampilannya tidak kalah dengan buatan Eropa. Kelahirannya disiapkan untuk mewujudkan kemandirian di bidang alutsista oleh Departemen Pertahanan dan PT Pindad. Panser beroda 6 ini mampu melaju hingga kecepatan 90 Km/jam. Mampu melompati parit selebar satu meter dan menanjak dengan kemiringan sampai dengan 45 derajat. Panser ini dilapisi baja anti peluru yang apabila diberondong dengan AK47 atau M-16 dijamin tidak akan tembus.

2. Pesawat Gatotkaca N-250


Pesawat ini adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT. Dirgantara Indonesia) Diluncurkan tahun 1995. Kode N artinya Nusantara, menunjukan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industry penerbangan di Indonesia. Pesawat ini diberi nama Gatotkaca dan primadona IPTN merebut pasar kelas 50-70 penumpang.

3. KRI-Krait-827


Kapal perang ini merupakan hasil saling tukar ilmu antara TNI AL lewat fasharkan (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan) Mentigi dan PT Batan Expressindo Shipyard (BES), Tanjung Guncung. Dikerjakan selama 14 Bulan dan 100 % ditangani oleh putra-putri Indonesia. Berbahan baku aluminium, bertonase 190 DWT dengan jarak jelajah sekitar 2.500 Mil. Dilengkapi dengan radar dengan jangkauan 96 Nautical Mil (setara 160 Km) dengan system navigasi GMDSS area 3 dengan kecepatan terpasang 25 Knots.

4. Smart Eagle II (SE II)


Merupakan Prototype pertama UAV (Unman Aerical Vehicle) yang dibuat PT. Aviator Teknologi Indonesia guna kepentingan intelegen Indonesia. SE II menggunakan mesin 2 tak berdiameter 150cc, mampu terbang hingga 6 Jam. Dilengkapi dengan colour TV Camera. Mampu beroperasi dimalam hari dengan menggunakan Therman Imaging (TIS) kamera untuk opsi penginderaannya.

5. Mobil Arina-SMK


Mobil ini dirancang menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas mesin 150cc, 200cc dan 250cc. Konsumsi bensin hanya 1 liter untuk 40 km. Panjang 2,7 meter, lebar 1,3 meter dan tinggi 1,7 meter sehingga bisa masuk jalan dan gang yang sempit. Dinamakan Arina-SMK karena pembuatannya bekerja sama dengan Armada Indonesia (Arina) dengan siswa-siswa SMK.

Jumat, 11 Februari 2011

Sample RSBI

Sekilas Tentang Kurikulum untuk RSBI

Telah sering kita mendengar tentang sekolah ‘bertaraf’ Internasional, atau sering disingkat SBI. Apa yang membedakan sekolah tersebut dengan sekolah ‘biasa’?
Pada dasarnya, RSBI ditugaskan oleh pemerintah untuk mengadopsi kurikulum dari salah satu negara anggota OECD, yaitu negara - negara yang dianggap sudah maju dan mapan, untuk diterapkan di sekolah tersebut. Hal ini dengan harapan bahwa poin - poin tertentu yang baik dari sistem pendidikan negara maju tersebut dapat diadaptasikan dan diterapkan di sekolah tersebut, untuk selanjutnya (nantinya) dikembangkan ke sekolah lain di lingkunannya.
Dalam pelaksanaannya, karena kendala bahasa, hampir selalu negara rujukan adalah negara yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris. Ini disebabkan bahasa asing yang paling sering dikuasai pendidik adalah bahasa Inggris.
Diantara negara - negara berbahasa Inggris dalam OECD, sistem pendidikan dari Inggris, yaitu Cambridge International Education, adalah yang paling mudah diadopsi, dan karenanya termasuk yang paling populer. Sistem lain yang juga populer adalah International Baccalaureate (IB), dan yang agak jarang adalah Edexcel.
Sistem CIE pada prinsipnya mirip TOEFL: siswa dibebaskan bagaimana mereka akan belajar (di sekolah / lembaga pendidikan, otodidak, diajar orang tua sendiri, tutorial privat, dll) , berapa lama jangka waktunya (umumnya 1 - 3 tahun), buku dan alat bantu lain, dan lain - lain. Yang penting, pada saat ujian (dilaksanakan serentak di seluruh dunia), meraka lulus, maka akan mendapat Sertifikat yang menjelaskan kelulusan mereka pada mata pelajaran apa dan dengan tingkat apa. Misal, Matematika dengan Grade B, Fisika dengan grade D, dan seterusnya. Hanya siswa yang lulus pada mata pelajaran tersebut yang mendapat setifikat. Mata pelajaran yang gagal tidak tercantum dalam sertifikat, dan bila tidak ada mata pelajaran sama sekali yang lulus, maka tidak akan mendapat sertifikat.
Perbedaan dengan sistem TOEFL (dan Ujian Nasional kita) adalah tingkat detail kejelasan mengenai apa yang akan diujikan. Istilah yang digunakan untuk mata pelajaran adalah ’silabus’. Silabus dipublikasikan 3 tahun sebelum ujian dilaksanakan, sedangkan normalnya waktu untuk belajar menghadapi ujian adalah 2 tahun pembelajaran untuk sistem sekolah klasikal. Ini berarti para pendidik memiliki sekitar 1 tahun untuk memikirkan bagaimana akan menyampaikan silabus tersebut dalam kelas. Silabus mencakup daftar hal apa saja yang diharapkan akan dikuasai, dan akan diujikan. Tidak semua materi dalam silabus akan keluar di Ujian, karena akan terlalu panjang, namun tidak akan ada materi yang diujikan yang tidak tercantum dalam silabus.

Apa itu RSBI ?

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional atau disingkat RSBI, adalah suatu program pendidikan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 3, yang menyatakan bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.
 
Free Blogger Templates